Minggu, Maret 26Selamat Datang di Media Warta-1, Selamat Membaca

Harga Bahan Pokok Relatif Stabil Jelang Ramadhan di Yogyakarta

WARTA-1 – Harga bahan pokok menjelang Ramadan di Kota Yogyakarta relatif stabil, meskipun ada sedikit kenaikan di bahan tertentu. Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Perdagangan (Disdag) telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi kenaikan harga jelang Ramadan.

Kepala Disdag Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan, tidak ada kenaikan signifikan terhadap komoditas pangan saat ini. “Harga pangan di hari ini stabil, semua komoditas stabil, yang melonjak tinggi itu tidak ada,” katanya, Kamis (16/3).

Meskipun terjadi kenaikan harga di beberapa komoditas, namun kenaikannya hanya seribu rupiah per kilogram. “Ada kenaikan di daging ayam, kemudian telur naik juga seribu rupiah, dari dua hari yang lalu grafiknya naik seribu rupiah,” ungkapnya.

Baca Juga:  Menarik, Ini Rute dan Harga Tiket Penerbangan Maskapai Baru Super Air Jet

Saat ini, harga daging ayam di pasar rata-rata Rp 32 ribu per kilogram. Sedangkan untuk harga telur di pasar mencapai Rp 29 ribu per kg. Pihaknya juga telah menggelar operasi pasar (OP) sejak 9 Maret lalu, dan akan dilakukan hingga 17 Maret ini. Hal ini untuk mengendalikan harga bahan pokok menjelang Ramadan.

OP digelar di seluruh kecamatan di Kota Yogyakarta hingga 17 Maret. Harga jualnya sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET), atau di bawah harga jual di pasaran. “Kalau kami di kemantren, telur harganya Rp 26 ribu per kilogram. Karena kami bekerja sama dengan distributor,” jelasnya.

Komoditas yang disediakan dalam operasi pasar itu berupa beras, minyak goreng, gula pasir, dan telur. Pihaknya tidak bisa menyediakan seluruh komoditas pangan, namun hanya komoditas-komoditas yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

Baca Juga:  Isu Daya 450 VA Akan Dihapus, PLN Pastikan Tidak Benar

Pemantauan harga di pasar-pasar tradisional juga akan terus dilakukan. Agar kenaikannya masih dalam batas wajar. “Pemantauan akan terus dilakukan hingga menjelang bahkan setelah Lebaran 2023 nanti,” tegasnya.

Menurutnya, tidak semua komoditas bisa dilakukan OP. Karena harus melihat kemampuan dan kerja sama dengan distributor. “Terus terang, kita tidak bisa bekerja sama dengan penyedia seluruh komoditas. Sehingga kita memilih komoditas-komoditas apa yang paling dibutuhkan masyarakat dan di bawah kendali kita untuk bekerja sama, itu pasti kita lakukan intervensi,” tambahnya.

Dalam operasi pasar, masing-masing kecamatan mendapatkan alokasi sebanyak empat ton beras SPHP kualitas medium dengan harga Rp 9.000 per kg. Selain itu, juga dialokasikan Minyakita sebanyak 400 liter hingga 600 liter dengan harga Rp 13.500 per liter untuk kemasan bantal, dan Rp 14 ribu per liter untuk kemasan botol.

Baca Juga:  Ketika Limbah Cangkang Telur Disulap Jadi Ubin Dinding Bernilai Tinggi

Untuk gula pasir, juga dialokasikan dengan harga Rp 13.500 per kg, dan telur ayam broiler dengan harga Rp 26 ribu per kg. Selain itu, stok beras setiap kemantren digelontor empat ton.

“Tapi kalau dirasa kurang, dari Bulog DIY siap menambah. Terutama untuk kemantren-kemantren yang besar, seperti Gondokusuman dan Umbulharjo,” pungkasnya. (berita dan foto: joglojogja)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *