Minggu, Maret 26Selamat Datang di Media Warta-1, Selamat Membaca

UPDATE GEMPA TURKI: 5.600 Bangunan Roboh, Ribuan Orang Dinyatakan Masih Hilang

WARTA-1 –  Hingga Selasa pagi waktu Turki sekitar pukul 06.00, petugas penyelamat dibantu warga setempat membantu mencari korban selamat di balik reruntuhan bangunan di sejumlah titik gempa.

Untuk Turki, guncangan mematikan gempa bumi dahsyat berkekuatan magnitudo 7,8 tersebut berdampak kepada sekitar 13,5 juta jiwa di sepuluh provinsi wilayah selatan. Mengutip dari laman Anadolu Agency, Selasa (7/2), sejauh ini gempa tersebut telah merobohkan lebih dari 5.600 bangunan.

Petugas berpacu dengan waktu. Selain terhimpit reruntuhan, para korban yang kemungkinan masih hidup harus bertahan di tengah suhu dingin yang menggigil. Jumlah orang hilang di Turki, belum termasuk Suriah, diperkirakan mencapai ribuan.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi bahwa angka kematian akibat gempa bumi di Turki dan Suriah dapat melonjak delapan kali lipat hingga mencapai 20.000 dalam beberapa hari ke depan.

Baca Juga:  Travel Vlogger Rusia Jadi Korban, Begini Kejadian Pesawat Jatuh di Nepal

WHO mengatakan situasi seputar gempa, di negara mana pun, pada umumnya sama dalam konteks jumlah korban. Menurut WHO, biasanya jumlah korban tewas dan luka akan bertambah seiring berjalannya operasi pencarian.

Para penyintas yang berhasil ditarik dari reruntuhan bangunan di Turki telah dievakuasi dengan pesawat militer menuju sejumlah rumah sakit.

Sementara itu, lebih dari 10 tim pencari dan penyelamat dari Uni Eropa telah dikerahkan ke Turki untuk membantu upaya pemulihan, ucap juru bicara Komisi Eropa. Dari Turki, tim ini nantinya bisa saja dikerahkan ke Suriah, terutama ke area-area yang dikuasai pemberontak.

Amerika Serikat (AS), Inggris, Kanada, Israel, Rusia dan Tiongkok adalah sejumlah negara yang telah menawarkan bantuan kepada Turki dan Suriah. Terdapat seruan dari komunitas global untuk mengesampingkan ketegangan antar negara untuk fokus membantu korban gempa. (medcom/Foto: Adem Altan-AFP)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *