Rabu, September 27Selamat Datang di Media Warta-1, Selamat Membaca

Menakar Khofifah dan AHY sebagai Calon Pendamping Anies, Ini Kajian Direktur IPO

WARTA-1 – Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, merupakan dua tokoh yang diprediksi menjadi kandidat kuat mendampingi bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan di Pilpres 2024.

Namun dari hitung-hitungan politik, AHY dinilai lebih unggul daripada Khofifah. “Pilihan sulit dari dua nama itu, karena cenderung tidak imbang,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah saat dihubungi, Minggu (5/2).

Dari struktur politik, AHY dinilai unggul daripada Khofifah. AHY merupakan pemimpin salah satu partai besar Indonesia. “Khofifah tidak miliki akses atau kendali partai sebagaimana AHY, ini yang menbuat perbandingan Khofifah dan AHY cukup jauh,” ungkap dia.

Sedangkan Khofifah dinilai memiliki banyak kelemahan. Di kalangan pemilih NU, dukungan kepada Khofifah tidak solid. “Bahkan di basisnya, Jatim sekalipun Khofifah tidak signifikan,” sebut Dedi Kurnia.

Peluang mendulang suara pun dinilai lebih besar AHY ketimbang Khofifah. Sebab, pemilih dari NU lebih dinamis dalam melihat tokoh.

“Artinya, NU tidak bisa dikuasai hanya satu dua tokoh. Di Jatim sendiri mereka menyebar ke Muhaimin (Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar), Syaifullah Yusuf, dan lainnya. Tidak peduli Muslimat, Fatayat,” sebutnya.

Khofifah juga tak pernah disebut-sebut bakal diduetkan dengan sejumlah calon presiden (capres) lain. Hal itu menjadi bukti pengusungan Khofifah tak menjamin dapat mendongkrak suara capres.

“Kita bisa lihat letak tidak menariknya Khofifah dari tokoh-tokoh lain, hingga saat ini tidak ada yang mewacanakan usung Khofifah di antara Ganjar (Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo), Puan (Ketua DPR Puan Maharani), hingga Prabowo (Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto),” ujar dia. 

Pada rekam jejak birokrasi nasional, Khofifah dinilai tak terlalu populer saat menjadi Menteri Sosial (Mensos). Dia lebih dikenali sebagai Gubernur Jatim.

“Ini artinya dia gagal memopulerkan diri sebagai tokoh nasional meskipun pernah berada di lingkaran nasional,” ujar dia. (medcom/Ilustrasi: andika bayu setyaji-kompas)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *