Minggu, Maret 26Selamat Datang di Media Warta-1, Selamat Membaca

Petakan Bumi Lebih Detil, NASA akan Gunakan Radar Satelit

WARTA-1 –  Ilmuwan akan segera memiliki alat antariksa untuk mempelajari perubahan lingkungan pada resolusi sangat tinggi.

Jet Propulsion Laboratory NASA menggelar sesi tanya jawab untuk mendiskusikan NASA-ISRO SAR (NISAR). Selain itu, sesi tersebut juga ditujukan untuk mendiskusikan satelit pemetaan Bumi yang dibangun bersama-sama dengan Indian Space Research Organization.

Mengutip Engadget, satelit tidak akan diluncurkan dari India hingga awal tahun 2024. Satelit ini juga direncanakan untuk beroperasi selama tiga tahun, namun juga dilengkapi teknologi terobosan yang diklaim mampu membantu memahami Bumi dan bertahan dari bencana alam.

NISAR merupakan satelit pencitraan radar pertama yang menggunakan frekuensi ganda yaitu band gelombang micro atau microwave L dan S. Penggunaan frekuensi ganda ini akan memungkinkan satelit untuk secara sistematis memetakan kerak Bumi dengan sangat detail.

Baca Juga:  Anda Harus Tahu! Ini Cara Hapus Cookie dan Cache Browser di PC dan Android

Satelit ini berkemampuan mendeteksi perubahan di bawah 1cm di seluruh kerak Bumi. Kemampuan ini memungkinkan NISAR mengobservasi nuansa halus dari gempa bumi, tsunami, dan bencana alam lainnya.

Selain itu, kemampuan ini juga membantu mengawasi proses jangka panjang, termasuk evolusi kerak Bumi, disrupsi ekosistem dan keruntuhan lapisan es. Akses ke data akan memainkan peran penting.

NISAR menawarkan cakupan global setiap 12 hari, menjadikan pencitraan berbasis waktu lebih praktis. Tim misi berharap untuk menyediakan data ke publik dalam kurun waktu satu atau dua hari, namun dapat menyediakan data dalam hitungan jam pada kondisi darurat.

Setiap orang yang ingin mengurai informasi dapat memanfaatkan data tersebut. Dengan estimasi harga USD1,5 miliar (Rp22,6 triliun), NISAR diperkirakan akan menjadi satelit pencitraan Bumi termahal hingga saat ini.

Baca Juga:  Mau Kirim Pesan Suara di WA Web? Begini Caranya

Data dari satelit ini dapat membantu pemerintah dalam bereaksi dan bersiap terkait bencana alam, dan meningkatkan pemahaman kemanusiaan dari perubahan iklim dan ancaman terhadap keamanan pangan. (medcom)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *