



WARTA-1 – Kasus kekerasan seksual kembali muncul di ranah pendidikan. Kali ini diduga terjadi di Pondok Pesantren Istana Yatim Riyadul Jannah, Depok Jawa Barat.
Kasus tersebut pun kini telah dilaporkan ke Polda Metro Jaya dengan didampingi kuasa hukum pelapor, Rabu (29/6) kemarin. Kasus pencabulan dan pemerkosaan tersebut menyeret empat orang guru (ustadz) dan satu orang santri pondok pesantren itu.
Kuasa hukum pelapor, Megawati, menjelaskan kejadian tersebut diketahui oleh kliennya setelah mendengar penuturan salah seorang korban. Pengakuannya, sejumlah temannya ada yang yang mendapatkan pelakukan tidak senonoh serta tindakan cabul oleh terduga pelaku.
Menurut ceritanya, korban dipanggil ke ruangan. Ada yang kelas 2, kelas 3 dan kelas 4. Mereka dikumpulkan menjadi satu di ruangan tersebut.
“Dan setiap malam mereka datang ke kamar itu, dan dibekap dan dilakukan itu (pelecehan). Ada yang di kamar mandi, ada yang di ruangan kosong,” jelas Megawati di Polda Metro Jaya kemarin.
Ia menerangkan, beberapa orang korban pernah melaporkan perlakukan tersebut ke pihak pesantren, dan kepala santriwati. Namun bukan mendapat simpati tetapi malah mendapatkan ancaman.
Menurut Megawati, 11 santriwati menjadi korban pelecehan. Namun, hanya 5 orang, yang berani bicara. Sementara itu, tiga orang korban telah memberikan kesaksian di hadapan penyidik.
“Jadi dari 3 korban itu saya kumpulkan bukti-bukti dan saya mendengarkan kronologinya itu seperti apa dan saya sudah merekam rekaman wawancara saya dengan korban ternyata memang kalau di kami itu udah ada unsur untuk pelecehan, pencabulan dan pemerkosaan itu menurut kami,” ujarnya.
Sementara aksi pencabulan dan pemerkosaan telah berlangsung satu tahun terakhir. “Dan parahnya lagi seminggu setelah mau dijemput sama orang tuanya, kemarin malamnya itu masih dilecehkan,” terang dia. (sumber: liputan6)