


WARTA-1 – Siapa yang tidak pernah jatuh cinta? Remaja yang baru tumbuh dan belum cukup pengalaman pun dapat merasakannya, apalagi yang sudah dewasa.

Cinta, kata yang terlalu mulia bagi kehidupan. Karena alam dan seisinya pun diciptakan Sang Khaliq dengan cinta dan kasihNya. Dan kepada manusia, diberikan kelengkapan rasa itu untuk mengarungi hidup.
Bila anda seorang laki-laki, di dalam diri anda juga dipatarikan rasa itu. Cinta yang dapat tumbuh dan berkembang dalam diri, menguat dan terus subur. Cinta dalam diri anda adalah tanggungjawab, bukan sebuah permainan , bukan pula berlandaskan hawa nafsu.
Cinta tidak sama dengan hawa. Mereka adalah dua hal berbeda. Cinta bisa tumbuh dalam diri seseorang dengan penuh kasih, berlandaskan keilahian. Sedangkan hawa, tumbuh dan ada dalam jiwa sebagai pelengkap, bukan keutamaan.
Bila anda mencintai, ketahuilah bahwa dalam diri anda sedang berkembang keinginan untuk mengejawantahkan mimpi menjadi kenyataan. Saat anda jatuh cinta pada seorang perempuan, itu adalah kodrat yang memang diberikan oleh Sang Pemilik Hati.
Cinta pada perempuan sebagai bagian dari nikmat yang diberikanNya itu, tidak saja menjadi penyempurna diri anda, namun juga merupakan tanggungjawab yang harus dipersembahkan kelak di hadapanNya.
Tidak mudah mencintai. Tapi sekali anda jatuh cinta, dipastikan akan terlena dan berasyik-maksyuk dalam gelombang dan riaknya. Bahkan tak jarang banyak yang tenggelam dan terdampar di tempat yang salah, sulit kembali serta hidup dalam kealpaan.
Lalu bagaimana cara mencintai? Banyak petuah dan petunjuk yang diberikan dalam keyakinan yang anda miliki. Melalui kajian-kajian keagamaan, urusan cinta pun dituntun sedemikian rupa. Semua itu agar manusia tidak tercebur pada cinta yang salah dan merusak.
Bila anda memiliki seseorang yang anda cintai dengan kesungguhan, yang menurut anda darinya diperoleh makna hidup yang sesungguhnya, maka perjuangkanlah. Namun ada cinta yang tidak perlu anda perjuangkan sama sekali. Bahkan lebih baik meninggalkan demi kebaikan diri anda sendiri.
Cinta mana yang tidak layak diperjuangkan? Ada beberapa poin penting bagi anda sebagai laki-laki untuk dipertimbangkan, ketika cinta melekat dalam diri pada pasangan yang anda inginkan menjadi bagian diri anda di masa datang.
1. Pandangan hidup
Seseorang dalam perjalanan hidupnya dipastikan memiliki tujuan yang ingin ia capai, anda juga pasti demikian. Dan saat memiliki pasangan, anda ingin dia melangkah bersama anda menuju tujuan tersebut. Melangkah bersisian, bukan beriringan. Karena dengan bersisian anda akan saling mengetahui sejauhmana langkah harus diteruskan bersama.
Bila pasangan anda dalam keseharian tidak melangkah bersisian dan memilih melangkah di belakang mengikuti anda, akan banyak persoalan yang terjadi. Anda tidak akan pernah tahu dia melangkah seperti apa, apakah seiring dengan langkah anda atau memilih jelalatan melihat-lihat sekelilingnya sambil menikmati pemandangan yang sekiranya mungkin dijadikannya tempat istirahat mepelas lelah tanpa anda.
Bahkan yang lebih parah, bisa jadi anda melangkah sekuat tenaga, sedanfkan dia telah bergandengan dengan orang lain dengan segala macam alasan. Miris bukan? Dan cinta seperti ini tidak layak anda perjuangkan. Berhenti, dan pilihlah jalan anda sendiri.
2. Saling Mendukung
Pernahkah anda memperhatikan kucing dengan pasangannya? Saat yang satu basah, yang satu lagi akan berusaha menjilati dengan tujuan mengeringkan. Begitulah ibarat yang tepat untuk pasangan yang saling mencintai.
Bila anda memiliki pasangan yang siap memberikan dukungan sesuai dengan kemampuannya, maka dia layak anda perjuangkan. Namun bila selalu menyerahkan segala sesuatu pada anda, menyerahkan keputusan apapun sementara ia memilih diam, maka segeralah angkat kaki. Masih banyak orang lain yang mungkin lebih tepat untuk anda cintai dan perjuangkan.
Saling dukung adalah ukuran penting dalam sebuah hubungan. Bukan dalam persoalan materi, tapi lebih pada masalah-masalah kejiwaan yang dengannya anda makin kuat dan termotivasi untuk berbuat lebih baik.
3. Motif yang sama
Hal ini sangat penting anda perhatikan. Crmati dengan logika, bukan dengan rasa. Orang yang sedang anda cintai dengan sungguh-sungguh itu juga memiliki motif. Apakah motif anda mencintai persis sama dengannya? Bila sama-sama menginginkan kebahagiaan menuju keridhaan Sang Maha Pencipta, maka perjuangkanlah! Namun bila motif yang anda pikir dengan logika ternyata berbeda, maka anda layak untuk pergi meninggalkannya secepat mungkin.
Motif mencintai harus sama agar bahagia bisa diraih. Karena dalam kenyataannya, ada orang yang mencintai hanya karena pelarian, atau bahkan karena permainan yang sudah menjadi kebiasaannya. Ada pula orang mencintai hanya karena mengisi waktu luang sembari mempersiapkan langkah hidupnya yang lebih matang, tentunya ketika saat itu datang ia tidak akan memilih anda. Berabe kan? Maka saling mencintailah dengan motif yang sama.
Dengan memperhatikan beberapa hal di atas, setidaknya anda mampu menjembatani pikiran sendiri untuk mengolah rasa. Bukan setiap rasa cinta wajib anda perjuangkan, mungkin ada saatnya anda memilih untuk menyayangi diri sendiri dari pada mengorbankan waktu dan segalanya yang berakhir sia-sia. (*)