



WARTA-1 – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan gempa berkekuatan M6.2 yang melanda Pasaman Barat, Sumatera Barat pagi hari tadi menyebabkan kerusakan pada bangunan.
Sejumlah bangunan di Pasaman Barat, Sumatera Barat, dilaporkan mengalami kerusakan ringan hingga berat.
“Hingga saat ini sudah ada laporan dampak kerusakan di daerah Pasaman Barat yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut,” tulis BMKG dalam keterangan tertulis dikutip media ini, Jumat (25/2).
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasaman Barat Afrizal mengatakan pihaknya belum bisa memastikan berapa total bangunan yang rusak, namun laporan kerusakan bangunan sudah diterima BPBD.
“Data pastinya berapa yang rusak itu belum ada, kami sedang menunggu informasi dari pihak kecamatan,” katanya, Jumat (25/2).
Afrizal mengatakan tingkat kerusakan bangunan akibat gempa mulai dari sedang hingga berat. Kemudian terkait korban jiwa, BPBD Pasaman Barat hingga saat ini belum menerima adanya laporan.
“Ada bangunan yang rusak 25 persen, dan ada yang berat juga. Cuma ya data berapa jumlahnya kami belum bisa berikan,” jelasnya.
Ia juga menyebut gempa tersebut juga mengakibatkan sejumlah pasien di RSUD Pasaman Barat harus mengungsi ke tenda darurat.
“Tenda didirikan di RSUD untuk mengantisipasi terjadinya gempa susulan, karena bangunan rawat inap pasien merupakan bangunan dua lantai,” jelasnya.
Afrizal mengonfirmasi tidak ada kerusakan di RSUD Pasaman Barat. Tenda darurat dibuat untuk mengantisipasi kejadian lanjutan akibat gempa.
Selain RSUD, Afrizal mengatakan kerusakan juga terjadi di Kantor Bupati Pasaman Barat. Kerusakan terjadi di balairung kantor Bupati, plafon ruangan tersebut roboh dan puing-puingnya berserakan di lantai.
Sebelumnya gempa bumi berkekuatan 6,2 mengguncang Kabupaten Pasaman Barat pukul 8.39 WIB. Guncangan gempa terasa hingga sejumlah wilayah di Sumbar dan memicu kepanikan warga.
Sementara itu, sejumlah warga Kajai Kecamatan Talamau yang luka-luka akibat terdampak gempa, kini tengah dirawat di RS Yarsi Simpang Empat Pasaman. Direktur RS Yarsi Meri Erliza menyatakan kewalahan melayani pasien yang berdatangan dan butuh penanganan medis karena ruang rawat yangt terbatas. (dari berbagai sumber)